Minggu, 08 Juni 2008

Memulai Paragraf untuk Menulis Fiksi

Ada berbagai cara untuk menulis karangan fiksi baik berupa hasil imajinasimu maupun cerita sehari-hari. Jika kita memulai menulis dengan terpaku pada tata kalimat yang benar dan keterpduan kalimat maupun paragraf, hal ini mungkin bisa menghambat proses menulis yang kalian lakukan. Mulailah dengan berdoa karena berdoa membuat pikiran kita segar dan fokus. Setelah itu, kita bisa membuat kerangka paragraf. Jika kalian masih kesulitan membuat kerangka paragraf, kalian perhatikan gambar yang ada di ekitar kalian sat ini. Apabila kalian melihat gambar kambing, mulailah cerita dengan menceritakan kambing meskipun tujuan kalian bukan bercerita kambing. Gunakan kambing sebagai pembangun cerita, latar cerita maupun hanya menjadi kambing hitam dari kegugupan penulisan awal. Cerita pada awal kalimat seringkali bernada bombastis dan spektakuler, namun sering juga terlihat datar-datar saja dan tidak menarik.Perhatikan contoh berikut ini!

Deretan pohon pisang dan kambing berjenggot lebat itu tak lepas dari pandanganku ketika kumengintai sasaranku dalam rumah bertingkat dua. Sejurus aku melihatnya, dia tetap tidak beranjak dari kamar dekat balkon berhias daun sirih itu. Mengapa dewiku tak kunjung muncul?

Perhatikan pula contoh awal paragraf berikut ini.

Toni tertawa terbahak-bahak dan mengatai pamanku si jenggot kambing. Aku pun langsung marah dan memakinya sekuat tenaga. Kudengar tertawanya semakin keras dan secara tak sadar tinjuku sudah mengenai hidungnya. Ku tak tahu hidungnya menjadi bengkok atau mimisan aku tak peduli.

Kalimat-kalimat pada paragraf awal merpakan penentu bagi kalimat berikutnya namun juga bukan faktor utama. Hal terpenting dari pembuatan cerita yaitu kesinambungan isi cerita yang terangkai dalam konflik yang terjadi. Untuk itu, kerangka karangan memiliki arti penting bagi penulisan novel untuk mempertahankan kesinambungan cerita.

Resapi Amanat Cerita dengan Membaca dan Menulis Novel Anak

“Oke, anak-anak, apakah kalian sudah siap untuk bermain? Aku akan mengukur berapa waktu yang kita perlukan untuk membersihkan ruang duduk. Ambil barang-barang yang tidak seharusnya berada di sini, dan letakkan semuanya di tempat yang seharusnya. Habis itu kita bersihkan ruangan ini. Tapi hati-hati, ya. Jangan bekerja terlalu cepat, supaya kalian tidak menyenggol atau memecahkan sesuatu. Kalau ada barang yang pecah, kita terpaksa menambah angka hukuman.” Aku melirik arlojiku. Jarum detiknya sedang mendekati angka dua belas. (Martin, 1992: 65).

Kutipan novel di atas mengandung nasehat yang baik untuk anak-anak. Pada umumnya novel karya Ann Martin menceritakan kehidupan 5 orang gadis remaja penjaga anak dan bayi. Bagi pembaca yang menyukai jalinan cerita yang sederhana dan tidak terlalu rumit, novel anak-anak ini sangat tepat untuk bacaan anak-anak di kala senggang. Banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dari novel yang termasuk jajaran buku laris pada tahun 90-an tersebut. Novel ini menyajikan cara-cara efektif untuk mendidik anak. Secara logika, tokoh utama dalam novel yaitu gadis-gadis remaja yang masih labil dan kekanak-kanakan tentu saja kurang masuk akal bila menemukan berbagai metode ampuh agar anak asuhannya tidak rewel dan bisa menuruti perintahnya saat dijaga.
Penulis mencoba untuk memberikan pemecahan masalah terhadap cara pengasuhan anak yang baik. Pesan-pesan tersebut terdapat dalam kalimat dan paragraf novel yang terangkai dengan baik. Bahasa novel yang sederhana namun memikat membuat pembaca mudah menyerap amanat yang terkandung dalam sebuah cerita. Gadis-gadis remaja dalam kelompok pengasuh bayi tersebut mengaplikasikan metode pendidikan anak yaitu dengan menggunakan stimulus –stimulus berupa penghargaan. Penghargaan yang didapat oleh anak asuh bisa berupa mainan, pujian dan kue. Hal-hal sederhana namun memiliki arti lebih di mata anak-anak. Novel anak tidak hanya berharga untuk dikonsumsi anak-anak, melainkan juga bermanfaat untuk orang tua mereka.
Anak-anak pada usia balita dan sekolah dasar memiliki perkembangan otak yang pesat. Perkembangan itu memudahkan mereka mempelajari segala informasi dari lingkungan. Pada tahap ini, anak-anak menyerap semua informasi tanpa memilah apakah informasi itu baik atau sebaliknya.Anak-anak bagaikan spons yang menyerap semua cairan yang ada di dekatnya. Untuk itulah, novel sangat baik untuk pembentukan karakter anak-anak. Pembentukan karakter untuk anak-anak tidak lepas dari kesediaan anak untuk membaca novel secara aktif. Pada mulanya hal yang paling terpenting adalah mengenalkan bacaan pada anak-anak sejak dini.
Sesuai dengan kutipan novel yang saya bicarakan sebelumnya, pesan yang dapat saya ambil dari novel Babysitter club buah tangan penulis Ann Martin tersebut yaitu partisipasi kita sebagai orang tua untuk mendidik anak kita dengan lebih baik. Dengan berpartisipasi secara langsung dengan kebutuhan anak dari usia dini, kita akan langsung menyadari bahwa kebutuhan dasar untuk pencerdasan dan penstimulan otak pada anak yaitu dengan kegiatan membaca dan menulis. Pengenalan kegiatan membaca dan menulis mampu membuka cakrawala berpikir anak menjadi lebih luas. Dengan membaca, anak - anak dapat menyerap pesan-pesan penting dalam sebuah tulisan. Dengan kemampuan menulis, seorang anak mampu mereproduksi kembali ide-ide yang didapatnya dari sebuah tulisan untuk dirangkaikan dengan ide-ide baru nan segar sehingga anak-anak mampu memasuki tahapan berpikir kritis pada tahap selanjutnya.
Pada tahap awal, anak-anak belajar membaca tulisan yang lebih singkat baik tulisan fiksi maupun non fiksi. Anak-anak belajar memahami makna yang tersurat dan tersirat dalam suatu bacaan. Anak mulai mempersepsi bacaan dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya, anak membaca buku yan bercerita mengenai pohon. Anak bisa merasa dekat dengan pohon setelah membaca cerita tersebut. Jika pesan dalam cerita anak tersampaikan, maka anak-anak mulai memperhatikan pohon di sekitarnya. Setelah itu, anak mulai menyimpan pesan yang disampaikan cerita bahwa kita tidak boleh menyakiti pohon karena pohon merupakan makhluk hidup yang harus kita cintai. Seandainya dalam cerita tersebut juga disertakan pesan bahwa manusia sangat membutuhkan pohon karena pohon sangat berjasa bagi kelangsungan hidup manusia yaitu sebagai penjaga kadar CO2 dalam udara, maka anak-anak semakin menyadari pentingnya pohon dan berusaha menjaga kehidupan pohon.
Kesadaran seperti ini pastinya akan membuat penulis novel anak berusaha untuk memasukkan amanat yang baik pada cerita yang dibuatnya. Amanat-amanat itulah yang membuat novel anak menjadi bernilai dan mampu bertahan hingga puluhan hingga ratusan tahun. Cerita pinokio, boneka kayu berhidung panjang yang legendaris dari tahun ke tahun itu juga membawa amanat yang bisa dipahami oleh pembaca dari seluruh penjuru dunia. Pinokio membawa pesan agar kita bersikap rendah hati dan patuh kepada orang tua, jika tidak kita akan celaka. Demikian pula dengan cerita aladin dan lampu ajaib yang mengajarkan kita agar tidak serakah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan novel anak merupakan media yang tepat untuk menyampaikan amanat kepada pembaca. Novel memiliki penyelesaian konflik yang melibatkan karakter utama dengan baik sehingga dalam novel dapat terangkum jalinan plot yang berkaitan dan hukum sebab akibat yang dapat terjawab dalam sebuah skenario cerita yang besar. Novel juga mampu menarik pembaca untuk tengggelam di dalamnya tanpa menggurui pembaca secara langsung. Novel mampu memberikan tantangan kepada anak untuk terus menggali wawasan dan pengalamannya terhadap sesuatu hal yang masih baru bagi pembaca dan menimbulkan tanda tanya besar bagi pemikiran kritis anak. Oleh karena itu, bukanlah sebuah rahasia bila novel merupakan surga amanat yang luas. Jadi, mulailah membaca dan menulis novel anak hari ini!

Daftar Rujukan

Martin, Ann. 1992. The Babysitters club: Dawn dan Tiga Pengacau. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.